Rabu, 21 Oktober 2015

Plus Minus Metode Montessori dan Multiple Intelligence

Sebelum memutuskan  kemana kita akan menitipkan buah hati kita untuk mengenyam pendidikannya di usia dini, berikut adalah plus minus dari metode montessori dan metode multiple intelligence yang banyak diterapkan di beberapa sekolah.

1. Metode Montessori
Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menumbuhkan kekritisan berfikir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktifitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkungan yang diatur menciptakan segitiga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribadinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.

Keunggulan Metode Montessori:
  • Konsep-konsep pendekatan Montessori dapat diberikan pada anak dari berbagai latar belakang dan kondisi yang beragam. 
  • Menghasilkan konsep dan material / alat pendidikan yang sistematis dan operasional sesuai dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak.
  • Memiliki laboratorium sekolah dan sistem penyelenggaraan yang terkontrol terhadap seluruh sistem pendidikan Montessori.
  • Mengeluarkan panduan-panduan tentang sistem pembelajaran di sekolah Montessori.
Kekurangan Metode Montessori:
  • Terlalu bersifat perseorangan, sehingga memerlukan rasio perbandingan antara guru dan murid yang kecil. 
  • Metode montessori tidak mempertimbangkan bahwa sedikitnya material pembelajaran tidak hanya mengarah kepada sifat berbagi tetapi dapat mengarah kepada agresi dan insting untuk mempertahankan hak milik, terutama pada anak usia dini. Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua dan keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Hal ini menumbuhkan sifat intimidasi dan merasa lebih benar di diri anak-anak.
  • Pendekatan ini menggabungkan anak yang beragam usia dalam pembelajarannya, ini akan menyulitkan guru dalam menilai perkembangan anak yang tiap usia berbeda tahap perkembangannya.


2. Metode Multiple Intelligence
Multiple intelligence adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik itu benda-benda yang konkret maupun hal-hal yang abstrak. Bagi Gardner tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orangtua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. 
Delapan (8) target implementasi pembelajaran dalam multiple intelligence adalah:
a. pembentukan akhlak dan mental yang positif
b. pengembangan sosial-emosi dan moral
c. pengembangan sensomotorik
d. pengembangan visual
e. pengembangan verbal/linguistik
f. pengembangan logika
g. pengembangan interpersonal
h. pengembangan bakat dan kemampuan
Prinsip metode multiple intelligence adalah bahwasanya pembelajaran yang baik yaitu pembelajaran yang dapat memanusiakan manusia, artinya dapat menghargai setiap potensi yang ada pada diri setiap anak. Kemudian, potensi tersebut diberi ruang untuk dikembangkan dan diarahkan menuju kemampuan terbaik sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal. Apabila pendidik dalam menyampaikan materi yang diajarkan mampu menyesuaikan dengan kecenderungan kecerdasan anak, maka diharapkan anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, aktif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal sesuai yang diharapkan.

Keunggulan teori Multiple Intelligence adalah:
  • Aktivitas pengajaran yang disesuaikan dengan ragam kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sedikit banyak telah memunculkan semangat belajar dan rasa percaya diri pada setiap siswa. Siswa digali kreativitasnya agar mereka dapat mempelajari pelajaran sesuai dengan talenta yang ada pada mereka, misalnya melalui lagu, pantun, puisi, drama dan lain-lain.
  • Melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran fisika misalnya telah menggugurkan anggapan bahwa pelajaran fisika (misal) itu sulit dan tidak menyenangkan. Karena melalui teori ini guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari fisika sesuai dengan ragam kecerdasan yang dimilikinya.
  • Melalui teori Multiple intelligence ini pula siswa belajar untuk lebih menggali potensi yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai talenta yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya. Selain itu siswa juga belajar untuk menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing, misalnya siswa yang biasanya dianggap bodoh karena selalu mendapat nilai buruk dalam pelajaran ternyata mampu membuat puisi dan menggubah syair lagu dengan konsep-konsep yang ada pada pelajaran tersebut dengan sangat indah.
  • Metode ini juga sangat efektif karena mampu meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam bentuk interaksi baik antara siswa dengan guru maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Bahkan interaksi ini lebih didominasi oleh interaksi antara siswa dengan siswa sedangkan guru hanya bersifat sebagai moderator saja. Tanya jawab antar siswa berjalan dengan sangat baik dan setiap penilaian yang diberikan oleh guru maupun siswa lainnya mampu memacu dirinya untuk lebih menggali konsep-konsep materi yang diajarkan sehingga menghasilkan rasa keingintahuan dan percaya diri yang tinggi.
  • Lebih jauh lagi, melalui penerapan teori Multiple Intelligence dalam pembelajaran di sekolah diharapkan siswa dapat melihat kenyataan bahwa mereka itu “unik”. Tuhan menciptakan jutaan bahkan milyaran manusia dengan keunikan tersendiri. Mereka juga dapat melihat bahwa Tuhan sudah menyediakan laboratorium terbesar bagi mereka berupa alam semesta sehingga dengan kesadaran seperti ini maka kecerdasan spriritual (SQ) mereka juga akan ikut tergali. Oleh karena itu secara keseluruhan metode ini mampu menciptakan rasa belajar yang menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasi siswa pada pelajaran.
Selain berbagai keunggulan dari teori Multiple Intelligence, ada juga beberapa kelemahan/kendala  yaitu:
  • Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia sedangkan materi yang harus diajarkan sangat banyak.Dalam hal ini dibutuhkan kecerdasan dari guru dalam memilah materi-materi yang essential.
  • Penerapan teori Multiple Intelligence dalam proses pembelajaran fisika misalnya akan membuat siswa tidak hanya duduk “manis” mendengarkan ceramah dari guru. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari tempat dimana mereka akan belajar. Jadi proses belajar mengajar tidak selalu dilakukan di dalam kelas tetapi bisa di lapangan, ruang laboratorium atau perpustakaan. Adakalanya ketika siswa berada dilapangan untuk mempraktekkan sesuatu, hal tersebut ikut memancing keingintahuan siswa yang sedang belajar di kelas lain sehingga guru-guru yang lain (mungkin) merasa terganggu.
  • Penerapan teori Multiple Intelligence dalam ruang kelas juga memungkinkan terjadinya diskusi hangat dalam kelas. Adakalanya siswa berteriak atau bertepuk tangan untuk mengungkapkan kegembiraannya ketika mereka mampu memecahkan suatu masalah. Hal ini juga dapat menggangu konsentrasi siswa yang berada di kelas lain.



  

3 komentar: